DPP KOMPI B Soroti Tajam Kinerja Polda Sumut Terkait Pengungkapan Kasus Narkoba dan Miras Ilegal: Sindikat Studio 21 Harus Di Hukum Berat

HARIANTO SIAHAAN

- Redaksi

Jumat, 2 Mei 2025 - 20:41 WIB

5012 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Pematangsiantar Simalungunnews.online

Dewan Pimpinan Pusat Komunitas Masyarakat Peduli Indonesia Baru (DPP KOMPI B) menyoroti konferensi pers pengungkapan kasus peredaran narkoba dan minuman keras (miras) ilegal yang digelar oleh Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut) pada Jumat sore, 2 Mei 2025, pukul 15.00 WIB. Ada beberapa kejanggalan pada acara yang berlangsung di halaman depan Sat Narkoba Polres Pematangsiantar dan dipimpin langsung oleh Dirresnarkoba Polda Sumut, Kombes Pol Dr. Jean Calvijn Simanjuntak, S.I.K., M.H.

Konferensi pers ini dihadiri sejumlah pejabat penting ini, termasuk Kapolres Simalungun AKBP Marganda Aritonang, S.H., S.I.K., M.M, Kasubbid Penmas Bid Humas Polda Sumut Kompol Siti Rohani, Sekda Kota Pematangsiantar Junaedi Antonius Sitanggang, SSTP, M.Si, Kadis Pariwisata Kota Pematangsiantar Hammam Sholeh, A.P., serta perwakilan dari Bea Cukai Pematangsiantar, Enriko.

Dalam pemaparannya, Kombes Jean Calvijn menyampaikan bahwa pemberantasan narkotika merupakan bagian dari program prioritas nasional “Asta Cita” yang saat ini diadopsi secara sistematis oleh Polri. Ia menegaskan bahwa Kapolda Sumut telah menginstruksikan penegakan hukum terhadap narkotika dilakukan secara menyeluruh “from upstream to downstream”, dan harus tetap berada “on the track”.

“Sejak 1 Januari hingga hari ini, total 101 kasus berhasil diungkap berkat kolaborasi Polda Sumut dengan jajaran Polres Simalungun dan Polres Pematangsiantar. Dari pengungkapan itu, sebanyak 159 tersangka telah diamankan dan tengah diproses hukum,” ungkap Calvin.

Salah satu pengungkapan yang menjadi perhatian adalah terungkapnya peredaran ekstasi di sebuah tempat hiburan malam ternama di Pematangsiantar, yakni Studio 21. Dalam operasi tersebut, pihak kepolisian menangkap tersangka RS dengan barang bukti 97 butir ekstasi. Dari keterangan RS, diketahui bahwa narkotika tersebut berasal dari tersangka JS dan GP, yang disebut-sebut memiliki jabatan penting dalam manajemen tempat hiburan itu.

“JS adalah manajer dari Studio 21. Saat penangkapan, kami juga menyita uang hasil penjualan ekstasi sebesar Rp9 juta, yang telah diserahkan kepada JS dan akan dilanjutkan kepada GP,” kata Calvijn.

Namun, konferensi pers yang semestinya menjadi momentum transparansi dan akuntabilitas itu justru menuai kritik keras dari Ketua DPP Komunitas Masyarakat Peduli Indonesia Baru (KOMPI B), Henderson Silalahi. Ia menyatakan bahwa penegakan hukum yang dilakukan oleh aparat masih setengah hati dan cenderung tidak transparan. Terbukti saat dirinya ingin bertanya tidak diberikan kesempatan dan sudah seperti diatur sehingga beberapa hal kejanggalan dari penanganan kasus Studio 21 ini tidak bisa disampaikan didepan para insan pers.

“Dalam rilis resmi, tidak disebutkan secara jelas nama-nama tersangka, jumlah barang bukti, serta ancaman hukuman masing-masing pelaku. Khususnya dalam kasus Studio 21, meskipun dikabarkan ada 7 tersangka, namun hingga kini belum ada keterangan rinci peran-peran mereka,” tegas Henderson.

“Kita masih penasaran oknum berinisial CP yang dalam video penangkapan lompat ke danau mengapa hanya di rehab, kami menduga CP adalah bagian dari sindikat narkoba, masa iya anggota sindikat hanya di rehab, inikan lucu,” jelasnya.

Ia juga mengkritik keras mengapa pemilik Studio 21 mengapa tidak ikut diamankan, meskipun tempat tersebut digunakan sebagai lokasi peredaran narkoba. “Mengapa pemasok ekstasi tidak ditangkap? Kenapa penyedia minuman keras ilegal dibiarkan? Bahkan dugaan penggunaan anak di bawah umur sebagai LC juga belum diungkap secara serius dan siapa yang menyediakannya,” tambahnya.

Henderson menuding bahwa ada indikasi permainan hukum dalam kasus ini, apalagi dengan adanya perlakuan rehabilitasi terhadap salah satu pelaku, padahal jelas mereka adalah bagian dari sindikat. “Jangan ada tangkap lepas, jangan ada istilah direhabilitasi untuk sindikat. Penegakan hukum harus tegas, hukum seberat-beratnya bila perlu hukuman mati!” tegasnya lagi.

Selain mengecam pihak kepolisian, Henderson juga meminta Bea Cukai agar tidak bermain sandiwara dengan barang bukti. “Kalau sudah disita, kami minta jangan coba-coba dikembalikan secara diam-diam. Kalau perlu, musnahkan di hadapan media,” serunya.

Tak hanya itu, Pemko Pematangsiantar, Dinas Pariwisata, Dinas Perizinan, hingga Dinas PUTR juga turut mendapat sorotan. Henderson meminta agar Pemko segera membuat rekomendasi ke Dinas Pariwisata Sumut untuk mencabut izin operasional Studio 21, menutupnya secara permanen, dan memerintahkan Satpol PP untuk membongkar bangunan yang diduga melanggar garis sempadan sungai.

“Kami dari DPP KOMPI B akan terus mengawal ketat kasus ini. Kami akan mengirimkan surat resmi kepada Presiden Prabowo Subianto, Wakil Presiden Gibran Rakabuming, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, serta seluruh institusi terkait lainnya,” ungkap Henderson dengan nada tegas.

Ia menegaskan bahwa masyarakat tidak ingin melihat penegakan hukum yang hanya tegas di permukaan namun lemah di akar. “Kami ingin semua pihak, dari pusat hingga daerah, dari aparat hingga pemangku kebijakan, benar-benar serius membongkar jaringan narkoba dan menindak semua pelaku tanpa tebang pilih,” pungkasnya.

Konferensi pers ini menandai babak baru dalam upaya pemberantasan narkoba di wilayah Sumatera Utara. Namun desakan dari masyarakat seperti yang dilontarkan DPP KOMPI B menjadi pengingat keras bahwa penegakan hukum tidak boleh hanya bersifat seremonial — harus transparan, tegas, dan menyeluruh.

(Harianto Siahaan)

Berita Terkait

DPP KOMPI B Rilis Laporan Intelijen: Soroti Dugaan Penyimpangan Bea Cukai Terkait Pengembalian Miras Studio 21
Judi Berkedok Gelanggang Permainan Tembak Ikan Merajalela di Komplek SBC Pematang Siantar, Masyarakat Resah
DPP KOMPI B Silaturahmi ke Dinas Kesehatan Pematang Siantar, Bahas Kekhawatiran Maraknya Prostitusi Online dan Kasus HIV
DPP KOMPI B Prihatin Maraknya Prostitusi Online Via Michat Libatkan Anak di Bawah Umur di Pematang Siantar
PLN Siantar Mudahkan Pembayaran dan Pembelian Token Lewat Aplikasi PLN Mobile
DPP KOMPI B Jalin Kolaborasi Strategis dengan PLN ULP Siantar Kota untuk Edukasi Publik
Studio 21 Jadi Sarang Narkoba, KOMPI B Minta Polisi Umumkan Identitas Tersangka dan Tangkap Otak Jaringan
Kabar Penangkapan JS dan J di Studio 21 Pematang Siantar Masih Misterius, Polisi Bungkam

Berita Terkait

Senin, 12 Mei 2025 - 19:06 WIB

Fitnah Media Terbongkar: Tidak Ada Kamar C11 di Rutan Labuhan Deli, Sinyal HP pun Diblokir Total

Kamis, 8 Mei 2025 - 19:00 WIB

Diduga Mempermainkan Laporan Penganiyaan, Kapolri Diminta Segera Intruksikan Kapolda Sumut Untuk Copot Kapolsek Medan Tuntungan

Kamis, 8 Mei 2025 - 18:52 WIB

Minta Pelaku Dijerat Dengan Pasal Berlapis dan Ditahan, Korban Akan Surati Presiden RI, Kompolnas, Kapolri dan Kabareskrim !

Senin, 5 Mei 2025 - 10:47 WIB

Kapolres Belawan AKBP Oloan Siahaan Diserang Pelaku Tawuran hingga Lepas 3 Tembakan, Dua Orang Tertembak

Senin, 5 Mei 2025 - 10:06 WIB

Tokoh Masyarakat Sumut Dukung Polres Belawan Tertibkan Aksi Tawuran Yang Meresahkan

Minggu, 4 Mei 2025 - 19:29 WIB

Kapolsek Medan Tuntungan Iptu Syawal Sitepu Janji Tuntaskan Laporan Penganiayaan Wartawan

Minggu, 4 Mei 2025 - 19:24 WIB

Diduga Cabut Perkara Minta 200 Juta Berdalih Buat Pimpinan dan Media, Oknum Penyidik Satreskrim Polres Batu Bara Dipropamkan.

Minggu, 4 Mei 2025 - 19:15 WIB

Polsek Medan Tuntungan Akan Naikan Ke Tahap Sidik Laporan Penganiayaan Wartawan, Pelaku Akan Ditahan ?

Berita Terbaru